Wednesday 20 April 2016

Pembongkaran Mesin dan Blok Silinder

Pembongkaran Engine
Melepas komponen-komponen mesin adalah disebabkan banyak factor. Kurang tenaga, asap terbal dari knalpot, panas yang berlebihan, oli bocor dan suara yang abnormal saat operasi mesin hal-hal ini merupakan kebanyakan alasan untuk melakukan overhoul/reparasi mesin. Tingkat waktu yang membuat komponen-komponen mesin dilepas adalah tergantung dari keluhan dan waktu operasi mesin atau lama pemakaian mesin itu sendiri.

Kadang-kadang keluhan dapat diatasi tanpa melepas keseluruhan komponen, tetapi hanya melepas komponen tertentu saja atau kelengkapan yang terpasang pada mesin. Hal ini bias saja bahan bakar, pendinginan, pelumasan, kelistrikan, sistim pembuangan yang mungkin saja merupakan sumber dari gangguan mesin.
Gangguan lain dapat saja hanya diperlukan melepas kepala silinder atau panci oli, yang mana gangguan tersebut dapat diatasi tanpa harus melepas mesin dari kenderaan. Prosedur ini dapat dikatakan semi overhoul/reparasi, tetapi untuk pekerjaan overhoul/reparasi total maka mesin harus dilepas dari kenderaan.

Untuk mencegah pelaksanaan pekerjaan yang tidak perlu maka sangatlah penting dilakukan diagnosa dan pemeriksaan agar diketahui tingkat gangguan yang terjadi
Pada mesin yang akan diperbaiki. Mengetahui tentang gangguan yang sebenarnya juga akan membantu dalam biaya dan ketepatan perbaikannya sehingga tidak memalukan karena gangguan masih tetap ada dan membuat pekerjaan berulang. Hal ini dapat dihindarkan dengan mengikuti prosedur pemecahan masalah yang tepat.

Buku Pedoman Reparasi
Seharusnya didalam pekerjaan overhoul/reparasi mesin, hal-hal yang penting diketahui dan diikuti diantaranya ketepatan toleransi, prosedur dan metoda. Pada buku teks merupakan sumber yang dibuat secara umum. Untuk informasi yang lebih spesifik maka dibutuhkan buku pedoman reparasi sesuai dengan mesin yang sedang anda kerjakan.
Pengetahuan umum mengenai konstruksi dan cara kerja mesin dan kelengkapannya juga apesifik servis dan prosedur reparasi pada mesin yang akan anda kerjakan adalah merupakan sesuatu yang akan membuat anda sukses didalam pekerjaan tersebut.

Sebelum dikatakan sebelumnya, bahwa buku pedoman reparasi diperlukan untuk mengetahui toleransi yang tepat, penyetelan dan prosedur overhoul/reparasi pada mesin yang akan anda kerjakan. Buku pedoman reparasi tidak semua mengemukakan dalam hal yang sama, maupun selalu menyediakan semua informasi yang dibutuhkan. Anda mungkin tidak dapat menemukan semua spesifikasi pada satu bagian atau tidak ditulis secara keseluruhan.
Buku pedoman reparasi yang lain dapat memuat banyak dengan model yang berbeda-beda oleh karena itu ketelitian anda akan membantu menemukan spesifikasi dan prosedur pada mesin yang anda kerjakan. Hal ini dapat dicapai dengan melihat model atau nomor mesin yang anda kerjakan, dan sesuaikan dengan buku pedoman reparasi yang tersedia.

Membersihkan
Pembersihan komponen mesin adalah sangat perlu untuk lebih meyakinkan adanya gangguan pada komponen saat dilakukan pemeriksaan. Hal ini juga akan menghindarkan kotoran yang dapat membuat keausan pada komponen bilamana telah dipasang kembali.
Cara membersihkan komponen mesin ada dengan tangan, semprotan dengan udara tekan, merendam dengan air dingin, Tangki air panas dan mekanik. Biasanya kombinasi dari cara membersihkan ini selalu digunakan, dan masing-masing cara memiliki keuntungan dan kerugian.
Jangan membersihkan komponen apapun hingga anda memeriksakannya pada Guru/pembimbing.

Komponen-Komponen Mesin
Identifikasi yang cepat dan tepat terhadap bagian yang akan dipasang dan juga terhadap komponen – komponen mesin akan sangat membantu untuk informasi bagi penyedia komponen, pemilik dan petugas dari industri.
Istilah industri dapat sedikit berbeda antara pabrik-pabrik atau apa yang biasa digunakan didalam lingkungan hidup tempat kerja.

Gambar berikut akan memperlihatkan bagian yang akan dipasang dan komponen-komponen mesin. Pelajarilah gambar tersebut dan berilah catatan khusus tentang nama komponen dan lokasi pemasangan. Lokasi pemasangan komponen akan sangat tergantung dari dari desain mesin itu sendiri (misalnya mesin 4 langkah model bubungan dikepala (OHC) atau mesin 4 langkah katup dikepala (OHV) ).
 
komponen mesin mobil
Gambar 1 : Mesin Dengan Komponen-Komponennya

  1. Lengan penekan                                    
  2. Tutup katup/tutup tappet/tutup penekan/tutup kepala silinder                
  3. Distributor       
  4. Katup buang 
  5. Torak
  6. Silinder
  7. Roda penerus
  8. Batang torak 
  9. Poros engkol 
  10. Blok silinder
  11. Panci oli
  12. Gigi penggerak pompa oli 
  13. Sabuk pemutar
  14. Puly poros engkol
  15. Alternator/generator  
  16. Rantai timing 
  17. Kepala silinder 
  18. Poros bubungan/bubungan
  19. Karburator
  20. Saringan udara
Membongkar Mesin.
Sebelum memulai membongkar komponen mesin adalah sangat baik apabila anda melakukan pemeriksaan secara penglihatan kemungkinan ada kerusakan pada bagian luar mesin. Apabila pada hal itu tidak terlihat dengan jelas adanya kerusakan gangguan lain seperti kebocoran oli, air pendingin, atau gas bekas dapat diamati dan menjadi catatan dan merupakan bagian analisis gangguan pada mesin.
Kondisi dari oli pelumas dan air pendingin juga sangat penting untuk dianalisis yang menjadi bagian dari mesin itu sendiri . oli pelumas dan air pendingin dapat diuji dengan alat uji yang sesuai atau mengirim contoh dari oli maupun air pendingin tersebut ke laboratorium untuk mendapat hasil yang lebih teliti.

Mesin dibuat dalam bermacam-macam model dan desain. Oleh sebab itu sangatlah tidak mungkin untuk menulis prosedur yang tepat untuk semua mesin tersebut. Membongkar komponen mesin jenis katup dikepala (OHV) dapat saja berbeda dengan mesin jenis poros bubungan dikepala (OHC), sebab poros bubungannya merupakan bagian dari kepala silinder dan terletak diatas katup, sementara untuk jenis katup dikepala (OHV) poros bubungannya merupakan bagian dari blok silinder dan terletak pada bagian bawah katup. Gambar 2 adalah kepala silinder dengan kelengkapannya untuk jenis mesin 4 langkah, 4 silinder jenis mesin poros bubungan dikepala (OHC). 
 
kepala silinder
Gambar 2 : Kepala Silinder
 
  1. Lengan penekan dengan kelengkapannya
  2. Bantalan poros bubungan
  3. Saluran keluar air pendingin
  4. Katup masuk
  5. Katup buang
  6. Sil batang katup
  7. Dudukan katup
  8. Pegas katup
  9. Dudukan pegas katup
  10. Baji katup
  11. Busi
  12. Kepala silinder
  13. Sil
  14. Poros bubungan
  15. Sproket penggerak poros bubungan
  16. Paking
  17. Tutup katup/tutup tappet/tutuplengan penekan/Tutup kepala silinder
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi prosedur melepas komponen mesin adalah bentuk dari blok silinder, jumlah silinder dan kelengkapan-kelengkapan yang dipasangkan pada mesin tersebut. Untuk hal ini buku pedoman atau petunjuk reparasi harus digunakan.
 
Mesin otomotif modern saat ini semakin ruwet karena banyak hal seperti pipa-pipa,tabung, selang, kabel, sensor, katup dan kelengkapan lainnya yang telah berkembang. Hal ini menuntut suatu praktek yang baik,dimana sambyngan-sanbungan membutuhkan pemberian label ataupun tanda untuk komponen yang akan dilepas. Menempatkan posisi torak/mesin pada titik mati atas (TMA) dan mengamati akan menjadi suatu referensi yang baik didalam memasang kembali komponen mesin tersebut. Pada saat melepas komponen-komponen seperti, batang pendorong, tappet/lifter, tutup bantalan, mur dan baur, bantalan dan busing harus ditempatkan pada tempat yang benar dan tidak boleh saling tertukar agar pada saat pemasangan tidak salah. Hal ini akan menjamin pelaksanaan pemasangan kembali akan lebih mudah karena setiap komponen mempunyai karakter yang berbeda juga tingkat keausannya, oleh sebab itu penyetelan akan sesuai dengan tingkat keausan tersebut.

Bilamana prosedur melepas komponen pada mesin ditemukan perbedaan karena pembuatan maupun modelnya maka amatilah serta pelajari secara cermat komponen-komponen yang akan dilepas dan juga selama proses membersihkan adakanlah penilaian kondisi dari komponen tersebut. Tentukanlah apa masalahnya dan pilihlah cara yang tepat untuk megoverhoul/reparasi.

Blok Silinder
Blok silinder didesain dalam bentuk satu baris ataupun bentuk – V. Komponen ini adalah yang terbesar pada mesin dan dibuat kuat agar tahan terhadap tekanan, getaran dan panas yang diproduksi dari operasi mesin.
Salah satu bentuk konstruksi blok silinder adalah menyatu (integral), dimana silinder dibuat menjadi satu dengan ruang engkol, atau gabungan, dimana silinder dapat dilepas dari ruang engkol.

Gambar 3 adalah blok dengan 4 silinder beserta kelengkapannya. 

blok silinder
Gambar 3 : Blok Silinder

  1. Cincin torak (dua cincin kompresi
  2. Torak dan satu cincin oli) 
  3. Pena torak 
  4. Batang torak 
  5. Bantalan batang torak/bantalan
  6. Tutup bantalan
  7. Busing/bantalan
  8. Bantalan spigot
  9. Bantalan utama
  10. Tutup bantalan
  11. Baut tutup bantalan  
  12. Bantalan sisipan.
Pada umumnya blok silinder terbuat dari bahan besi tuang kelabu. Hal ini relatif lebih murah, mudah dibentuk, Tidak mudah aus dan tahan terhadap pengaruh panas. Bahan dari perpaduan aluminium juga digunakan hal ini memiliki keuntungan penghantaran panas yang baik dan ringan dari segi konstruksi.

Untuk mengatasi keausan, maka pada blok silinder yang terbuat dari aluminium dipasangkan tabung silinder. Tabung silinder juga ada yang dipasang pada blok silinder yang terbuat dari besi tuang kelabu karena didesain dalam perbaikan selanjutnya. 
Gambar 4 memperlihatkan variasi dari tabung silinder.
 
tabung silinder
Gambar 4 : Tabung Silinder
Tabung Silinder Basah
Blok dicor tanpa tabung silinder dan saat tabung silinder dipasang, bagian luar dari tabung silinder tersebut berhubungan langsung dengan mantel air. Sil khusus dipasang pada bagian bawah dan atas tabung silinder untuk mencegah kebocoran air pendingin maupun oli pelumas. Tabung silinder basah pada umumnya telah difinising dan mampu menghantarkan panas pembakaran secara cepat. Kelemahan dari tabung basah ini adalah kebocoran dan karat.

Tabung Silinder Kering
Tabung silinder kering adalah yang utama digunakan pada blok mesin, yang ketahanannya dibawah besi tuang blok mesin itu sendiri. Tabung kering dijamin pemasangannya pada blok dengan interferense atau dibuat plens pada bagian atas tabung tersebut dan tertekan oleh kepala silinder. Tabung kering lebih sulit memasang maupun melepas, dan kadang-kadang membutuhkan pekerjaan honing setelah tabung tersebut dipasang.

Sunday 10 April 2016

Bahan dan Desain Untuk Poros Engkol

Tujuan pelatihan ini adalah untuk memberi pengalaman praktek dalam mengidentifikasi material dan desain pada poros engkol otomotif agar dapat melaksanakan pekerjaan perbaikan.
Ada berbagai macam baja campuran yang digunakan untuk poros engkol dan masing-masing memiliki sifat-sifat khas yang harus diperhatikan dalam melakukan perbaikan terhadapnya. Poros engkol banyak yang terbuat dari baja nodular tetapi melalui berbagai proses pengerasan agar lebih sesuai dengan lingkungan kerja dan mesin yang menggunakannya. Masing-masing proses tersebut berpengaruh pada pengerjaan pembubutan dan perbaikan pada poros engkol.

Prosedur POROS ENGKOL
Poros engkol bersama dengan poros penghubung mengubah gerak bolak balik piston menjadi gerak berputar. Bantalan ujung besar (big end) poros penghubung dipasang pada pen engkol poros engkol. Posisi pen-pen engkol tersebut tidak pada pusat (offset) sumbu utama. Poros penghubung yang bergerak ke bawah membuat pen-pen engkol berputar di sekitar sumbu utama (Gambar 1). 
 
Bahan dan Desain Untuk Poros Engkol
Gambar 1 : Fungsi Poros Engkol
Poros engkol terbuat dari baja campuran yang dituang atau ditempa atau besi nodular tuang, kemudian semua permukaan tempat pemasangannya dan bantalan dibubut secara presisi.
Jurnal bantalan poros utama ada pada garis tengah poros engkol (Gambar 2). Jurnal-jurnal harus dibubut dengan sangat tepat karena berat dan gerakan poros engkol akan ditumpu oleh titik-titik ini. Jumlah bantalan poros utama bergantung desain mesin. Pada umumnya mesin-mesin V-blok mempunyai bantalan utama yang lebih sedikit daripada mesin in-line yang memiliki jumlah silinder yang sama, karena mesin blok-V menggunakan poros engkol yang lebih sedikit. 
 
Bahan dan Desain Untuk Poros Engkol
Gambar 2 : Jenis Bantalan Poros Utama
Jurnal bantalan poros penghubung/tangkai piston berada dengan posisi offset/tidak pada garis pusat poros engkol. Besarnya offset dan jumlah jurnal ditentukan oleh desain mesin. Mesin yang memiliki enam silinder in-line memiliki enam buah jurnal poros penghubung; mesin V-8 hanya mempunyai empat jurnal karena tiap jurnal akan dihubungkan dengan dua poros penghubung, satu dari tiap sisi V. Jurnal poros penghubung juga disebut dengan pen engkol.
Jurnal bantalan utama poros engkol ditopang pada blok bantalan yang terbagi dua/split bearing, ditahan agar berada pada tempatnya di ruang engkol/crankcase menggunakan tutup bantalan, baut baja khusus yang mempunyai kekuatan tarik tinggi dan pasak/dowel (Gambar 3). 
 
Bahan dan Desain Untuk Poros Engkol
Gambar 3 : Bantalan dan Tutup Poros Engkol
Ujung-ujung poros diberi penyekat untuk mencegah kebocoran minyak dari rumah engkol dan wadah oli/oil-pan. Ujung-ujung poros juga bisa diberi alur helical atau oil slinger untuk membantu penyekatan pelumas.
Bagian belakang poros engkol berbentuk flens atau kerucut sebagai tempat pemasangan roda gila. Pada flens bisa terdapat spigot atau dowel untuk membantu roda gila agar berada pada posisi yang benar.
Biasanya bagian depan memiliki spigot yang terkunci untuk mengikat roda gigi timing dan puli poros engkol atau peredam.
Lubang saluran pelumas dibor pada sayap poros engkol, dari jurnal bantalan poros utama sampai jurnal bantalan ujung besar, untuk melumasi bantalan ujung besar (Gambar 4). 

Bahan dan Desain Untuk Poros Engkol
Gambar 4 : Lubang Saluran Pelumas yang Dibor Melalui Sayap

Lihat gambar 5 yang menunjukkan sebuah poros engkol tipikal serta nama-nama 
 
Bahan dan Desain Untuk Poros Engkol
Gambar 5 : Nama Bagian Poros Engkel
Gambar 5 Nama-nama bagian poros engkol 

Kekakuan Poros Engkol
Dalam mengubah gaya-gaya pembakaran manjadi gerak berputar, poros engkol mengalami baik tegangan torsi maupun tegangan lentur. Selain itu juga terdapat tekanan yang diakibatkan oleh gaya sentrifugal dan gaya inersia yang peningkatannya sebesar kuadrat kecepatan rotasi. Pada putaran yang tinggi tekanan tersebut bisa jauh lebih besar daripada tekanan yang diakibatkan oleh tekanan gas. Bagaimanapun juga poros adalah batang elastis dan akan berperilaku sebagaimana batang elastis. Tekanan yang dialami oleh poros engkol yang diakibatkan oleh gaya-gaya dinamis dan gas akan meningkat jauh lebih besar jika terjadi resonansi. Poros menjadi patah atau komponen-komponen mesin lain akan rusak jika mesin dijalankan dalam waktu yang lebih lama.

Kekakuan poros engkol dipengaruhi oleh panjangnya, sedangkan panjang poros engkol dipengaruhi oleh jumlah silinder dan susunannya. Besarnya diameter jurnal juga mempengaruhi kekakuan. Semakin besar diameter jurnal poros akan semakin kaku. Sayangnya semakin besar diameter akan semakin besar massa yang bisa memperbesar ketidakseimbangan gaya-gaya.
Bantalan poros harus terpasang cukup kuat untuk mencegah noise akan tetapi juga harus memiliki celah di antaranya agar terdapat lapisan pelumas setebal 0,0003 mm sampai 0,005 mm.

Bantalan poros berputar pada lapisan minyak pelumas yang ada di antara permukaan bantalan dan permukaan jurnal. Minyak pelumas disalurkan dari pompa minyak mesin. Jika jurnal poros engkol tidak bulat, mengerucut atau terdapat goresan padanya maka lapisan minyak tidak dapat terbentuk dengan memadai dan jurnal akan menyentuh permukaan bantalan (Gambar 6).
 
Bahan dan Desain Untuk Poros Engkol
Gambar 6 : Lapisan Pelumas Antara Poros Engkol dan Bantalan
Sebagaimana disebut di muka, jurnal poros penghubung tidak berada pada pusat garis tengah (offset) poros engkol. Ini menimbulkan tekanan pada pusat poros engkol. Untuk menyeimbangkannya agar dihasilkan operasi mesin yang lebih halus maka harus ditambahkan beban untuk melawannya pada poros engkol. Beban tersebut bisa berupa bagian dari poros engkol yang diletakkan berlawanan dengan jurnal poros penghubung.

Setiap bantalan utama akan memperoleh minyak bertekanan dari pompa. Setiap jurnal bantalan utama memiliki sebuah lubang yang dibor padanya dengan sebuah lubang atau lubang-lubang penghubung yang menuju satu atau lebih jurnal bantalan poros. Dengan cara demikian semua jurnal bantalan akan memperoleh minyak bertekanan untuk melindungi bantalan maupun jurnal.
Konfigurasi poros engkol menentukan desain blok mesin atau penempatan jurnal poros penghubung di sekeliling garis pusat poros engkol.

Konfigurasi atau Phasing Poros Engkol
Istilah “phasing” dalam hubungannya dengan bantalan ujung besar adalah posisi sudut jurnal ujung besar relatif satu sama lain. Biasanya phasing disusun untuk memperoleh impuls pengapian yang rata, sehingga membantu menghasilkan operasi mesin yang halus. Susunan V-6 bisa berupa konfigurasi sudut 60o atau 90o. Pada pengaturan 60o dihasilkan keseimbangan primer dan sekunder, sedangkan 120o akan menghasilkan pulsa pengapian yang rata. Sedangkan layout 90o hanya akan menghasilkan pulsa pengapian yang rata jika pena engkol membentuk sudut 30o dari kondisi nominal pen engkol. Ini menghasilkan pengapian yang rata tetapi keseimbangan akan terpengaruh sehingga terjadi “uncouple” primer (Gambar 7).
 
Bahan dan Desain Untuk Poros Engkol
Gambar 7 : Phassing Poros Engkol
Keausan Jurnal Poros Engkol
Bentuk jurnal yang ideal adalah bundar penuh dan paralel tetapi tidak bisa terhindarkan pasti akan terjadi penyimpangan dalam metode pembubutan dan finishing. Batas-batas yang dapat diterima untuk deviasi tersebut dalam produksi poros engkol mesin dewasa ini telah ditetapkan melalui tes, toleransi tersebut harus dipatuhi dalam melakukan rekondisi pada poros. Perubahan bentuk-bentuk termasuk kerucut, jam pasir dan bentuk bentuk tong.

Poros Engkol Berbentuk Jam Pasir
Merupakan kondisi di mana diameter jurnal pada bagian tengah lebih kecil daripada diameter pada ujung-ujungnya (Gambar 8).
Bahan dan Desain Untuk Poros Engkol
Gambar 8 : Keausan Jam Pasir
Poros Engkol Berbentuk Tong
Merupakan kondisi di mana diameter jurnal pada bagian tengah lebih besar daripada diameter pada ujung-ujungnya. Bentuk seperti tong berlebihan dapat mengakibatkan bantalan tergores (Gambar 9). 
 
Bahan dan Desain Untuk Poros Engkol
Gambar 9 : Keausan Bentuk Tong
Poros Engkol Berbentuk Kerucut
Bagian yang berbentuk kerucut pada bantalan pada daerah yang paling besar mendapat beban merupakan daerah yang paling kritis daripada daerah-daerah lain (Gambar 10). 
 
Bahan dan Desain Untuk Poros Engkol
Gambar 10 : Keausan Bentuk Kerucut
Variasi Permukaan Aksial dan Lingkaran
Disarankan agar dilakukan pemeriksaan secara periodis pada permukaan dan bulatan pada jurnal mengenai bentuk geometris lingkaran dan aksialnya. Standar yang berlaku untuk semua mesin :

Chatter – Waviness – penyimpangan terhadap kerataan aksial permukaan. Penggelombangan/waviness tidak boleh melebihi 0,0025 mm (0,0001”) T.I.R.

Chatter – yaitu ketidakrataan permukaan jurnal melingkar yang ditandai oleh banyaknya puncak-puncak dan lembah-lembah yang lebih kurang berukuran sama tetapi tidak bermanfaat bagi jurnal. Chatter maksimum tidak boleh melampaui 0,0013 mm (0,0005”).

Lobing – ketidakrataan melingkar pada jurnal yang berupa kontur permukaan yang menggelombang secara gradual dengan sejumlah puncak dan lembah yang hampir sama pada seluruh bagian jurnal. Adanya pola lobing sebanyak tiga sampai tujuh buah tidak diperbolehkan.

Lobing tidak boleh melebihi 0,0025 mm TIR.
Lobing lebih sulit dideteksi atau diukur.
Banyaknya lobing yang terjadi bisa 3 sampai 45 dengan amplitudo dari 2,5 sampai 10 mikrometer (100 sampai 400 mikroinci). Penyebab terjadinya lobing adalah mesin gerinda yang sering tidak dapat dipersempit. Sering hal ini terjadi akibat model getaran tertentu. Dari dalam mesin itu sendiri penyebabnya bisa beraneka macam.
  1. Jika terjadi masalah pada bantalan mesin, maka poros engkol harus diperiksa dengan peralatan profilometer.
  2. Pelaku rekondisi harus memeriksa secara teratur mengenai lobing yang terjadi pada poros engkol yang dikerjakan dengan mesin gerinda mereka.
Bantalan pada jurnal yang memiliki lobing cenderung mengalami kerusakan akibat fatigue atau gesekan atau keduanya.
Desain dan perilaku poros engkol dalam kondisi operasi sangat berpengaruh terhadap mesin agar berjalan halus dan dapat diandalkan. 

Bahan dan Desain Untuk Poros Engkol
Gambar 11 : Grafik Frekuensi Lobing
PERINGATAN : Jangan meletakkan poros engkol atau mendirikannya pada ujungnya karena bisa tertekuk atau berubah bentuk. Poros engkol harus disimpan dengan penyangga pada bagian tengahmya. Ingatlah semua bantalan/pad mesin harus disimpan secara hati-hati. 
 

Saturday 9 April 2016

Tipe dan Bentuk Engine Piston

Industri rekondisi mesin meliputi jangkauan yang luas terhadap berbagai macam mesin pada saat dilakukan pekerjaan rekondisi, dari silinder tunggal kecil hingga silinder multi yang besar.
Karena terdapat berbagai macam desain mesin maupun komponen yang berbeda satu sama lain maka diambil sebuah contoh yaitu piston.
Pengetahuan mengenai desain piston merupakan bagian penting dalam proses rekondisi.
Dengan mempelajari informasi-informasi yang relevan dan mempelajari berbagai tipe piston anda akan mengenal berbagai desain yang berbeda dan mengerti karakteristik apa yang harus dimiliki sebuah piston supaya dapat beroperasi dengan baik.

Piston-piston diproduksi dalam empat macam tipe umum mahkota (sebagaimana ditunjukkan oleh gambar 1
 
Tipe dan Bentuk Engine Piston
Gambar 1 : Bentuk Mahkota yang Umum
  1. Rata
  2. Bentuk kubah
  3. Bentuk berlubang cekung/konkav
  4. Bentuk berlubang rata
Agar didapatkan pengertian yang lebih baik tentang berbagai jenis bentuk mahkota/crown piston. Desain kedua ruang pembakaran dan persyaratan rasio kompresi mesin perlu dijelaskan.
Mesin harus memiliki sebuah ruang pembakaran untuk mencampur udara dengan bahan bakar. Jika rumah ruang pembakaran berada di dalam kepala silinder biasanya digunakan piston yang berbentuk rata atau bentuk kubah. Jika kepala silinder berbentuk rata maka ruang pembakaran tidak terdapat dalam kepala silinder. Ruang pembakaran diletakkan di dalam bagian atas piston sehingga harus menggunakan piston yang berbentuk ceruk.
Variasi desain bertujuan untuk mengurangi atau memperbesar “perbandingan” kompresi, atau membantu terjadinya turbulensi pada efek squish gas.
Efek squish dihasilkan oleh aksi piston ketika gerakannya mencapai puncak; bagian dari piston mendekati kepala silinder sehingga mendesak gas keluar ke arah ruang pembakaran dan busi. Hal ini juga mengakibatkan terjadinya turbulensi yang diperlukan untuk mengaduk campuran udara dan gas sehingga dapat terjadi pembakaran gas yang sempurna.

Beberapa tahun yang lalu pabrik-pabrik mesin memperkenalkan teknologi baru dalam desain pembuatan piston sehingga lebih kuat dan lebih tahan terhadap keausan. Letupan akibat panas yang terjadi saat piston beroperasi juga dapat diperkecil dengan penggunaan aluminium campuran yang mengandung elemen-elemen ekstra.
Tetapi sebagian besar desain piston yang digunakan pada mesin yang direkondisi mempunyai karakteristik skirt piston serupa dengan piston-piston di bawah ini:
  • Desain skirt sederhana
  • Desain skirt split
  • Desain piston “W” scot
  • Desain transverse slot
  • Desain strut baja
Tipe dan Bentuk Engine Piston
Gambar 2 : Skirt Sederhana
Skirt piston berfungsi untuk menyangga piston pada silinder supaya kebisingan yang terjadi ketika piston bergerak di dalam silinder dapat diredam.
Aplikasi yang berbeda memerlukan konstruksi piston yang berbeda. Misalnya pada aplikasi heavy duty seperti mesin diesel, mesin dengan peforma tinggi dan mesin dua langkah kebanyakan menggunakan desain skirt sederhana. 

Pada desain jenis ini kekuatan merupakan hal yang penting, karena dengan terjadinya pemuaian aluminium maka diperlukan celah ekstra dan ketika piston dingin bisa timbul noise pada piston.
Piston mempunyai lubang penguras di belakangnya pada ulir/groove minyak sehingga oli dapat mengalir kembali pada pompa setelah di scrap off dari dinding silinder. (Kebanyakan desain piston merupakan modifikasi dari piston skirt sederhana).

Piston dengan desain skirt sederhana walaupun hampir sempurna tetapi ditujukan untuk mobil penumpang. 
 
Tipe dan Bentuk Engine Piston
Gambar 3 : Piston dengan Desain Skirt Sederhana
Celah pada piston dibuat seminim mungkin supaya piston lebih tenang (tidak terlalu berisik) ketika bekerja. Ketika piston memanas pemuaiannya terjadi pada slot. Karena kadang-kadang slot memanjang pada seluruh panjang piston, maka piston menjadi lebih lemah yang bisa membuatnya patah.

Catatan :
Dalam merakit piston tipe ini, rakitlah selalu dengan slot ke arah sisi pendorong silinder.
Desain piston “W” slot menggunakan slot-slot yang dicor pada skirt piston ke arah boss pen. Desain ini mengarahkan panas menjauhi sisi pendorong piston ke arah boss pen. 
 
Tipe dan Bentuk Engine Piston
Gambar 4 : Piston Slot "W"
Pada desain piston slot “W” timbul permasalahan yaitu mesin mendapat tekanan yang sangat tinggi karena slot memperlemah skirt piston dan terjadi retak pada slot.
Piston dengan desain slot transverse merupakan skirt sederhana dengan slot yang dibubut pada oil raking groove (biasa disebut sebagai slot termal).
Slot tersebut mempunyai dua fungsi :
  1. Menyediakan jalan bagi oli dari dinding silinder kembali menuju pompa
  2. Menahan agar panas tidak menuju ke arah sisi pendorong pada skirt piston
Konstruksi piston meliputi :
  • Profil bubungan
  • Finish permukaan
  • Coating permukaan
  • Piston komposit
  • Keramik
  • Proses pengecoran
  • Proses tempa
Mesin-mesin empat langkah kebanyakan memiliki profil bubungan pada desain skirt (seperti yang ditunjukkan dan diperjelas dalam gambar 6) supaya dapat memuai akibat panas yang terjadi selama operasi piston. Profil bubungan bisa ground atau turned. Bentuk bubungan disesuaikan dengan desain piston. Semakin besar piston bisanya profil bubungan juga semakin besar. Untuk piston pada mobil penumpang yang umum, biasanya bentuk oval bubungan sekitar 0,5 mm atau 0,6 mm.
 
Tipe dan Bentuk Engine Piston
Gambar 5 : Profil Hubungan
Dewasa ini kebanyakan piston diputar pada permukaan luarnya dengan menggunakan sejumlah pengontrolan pada mesin bubut. Proses ini menghasilkan finishing permukaan yang terkontrol, yang membantu menahan oli pada skirt sehingga mencegah “pengelupasan/scuffing” dan memperkecil noise.
Beberapa piston terutama tipe diesel yang lebih besar lapisan pada permukaannya untuk mengurangi scuffing pada piston pada kotak. Lapisan timah dan timah hitam lebih jarang dipakai karena sifat-sifat anti pengelupasannya yang kurang baik. Pada skirt piston bisa disemprotkan lagi lapisan molibdenum dan grafit yang penampilannya berwarna gelap karena memiliki sifat-sifat anti-pengelupasan yang baik.

Ada piston yang terdiri dari dua buah. Piston-piston tersebut digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang berat (pada mesin-mesin besar). Kadang-kadang piston tersebut dibuat dengan skirt dari aluminium dan bagian atas dari baja.
Beberapa tahun terakhir ini digunakan material keramik untuk komponen-komponen mesin, terutama jika terjadi panas dan beban yang tinggi. Keramik dapat dicor pada puncak piston aluminium atau disemprotkan pada mahkota piston untuk menahan suhu yang tinggi.
Kebanyakan piston diproduksi dengan metode ini yang menggunakan die cast gravitasi. Casting die terdiri dari beberapa buah yang dipasang bersama, kemudian aluminium leleh dituangkan ke dalamnya. Setelah didinginkan cetakan dibuka dan piston dikeluarkan. Kemudian piston diberi perlakuan panas sebelum dilakukan pembubutan.
Piston tempa dibuat dari bongkahan aluminium yang dipres pada lubang cetakan. Piston tempa lebih berat daripada piston tuang tetapi mempunyai kekuatan yang lebih baik jika digunakan pada aplikasi yang berat.

Pada desain piston strut baja terdapat strut baja yang dicor pada piston. Fungsi strut adalah untuk mengontrol ekspansi pada permukaan pendorong pada piston. 
 
Tipe dan Bentuk Engine Piston
Gambar 6 : Menunjukkan Strut pada Piston
Karena baja mempunyai koefisien pemuaian yang berbeda dengan aluminium sehingga tidak akan mengembang sama besar, maka strut baja membantu mengarahkan panas menjauhi lokasi dorongan. Piston dengan strut baja kebanyakan menggunakan desain slot transverse.

Catatan :
Strut baja tidak memperkuat piston.
Lubang pada boss piston tidak selalu berada pada pusat piston. Lubang ini bisa berada lebih dekat pada satu sisi. 
Tipe dan Bentuk Engine Piston
Gambar 7 : Offset Pen Piston

Offset pen piston tidak selalu mengarah ke sisi pendorong utama piston. (Ini adalah sisi yang terdorong pada dinding silinder pada saat power stroke). Adanya offset ini bertujuan untuk mengurangi “slap piston” yang bisa terjadi pada piston ketika berganti arah pada gerakan ke bawah.
Besarnya offset sekitar 1,00 mm dan bisa diukur menggunakan vernier untuk membandingkan pengukuran dari boss pen ke skirt pada kedua sisi piston.
Selisih yang diperoleh dari pengukuran adalah besarnya offset.
Dalam melaksanakan perakitan kembali perlu diingat bahwa offset selalu terhadap sisi pendorong utama piston. Jika piston dirakit kembali secara keliru gerakan mengganjal piston pada langkah usaha akan menjadi berlebihan sehingga menyebabkan piston “menampar” dinding silinder.

Piston membentuk bagian dari piston dan rakitan poros penghubung. Agar rakitan ini lengkap diperlukan beberapa metode untuk memasang piston pada poros penghubung.
Piston dan rakitan poros penghubung memindahkan gerak bolak balik piston menjadi gerak rotari pada poros bubungan. Agar fungsi tersebut dapat terlaksana poros penghubung harus dapat bergerak pada pen piston (pen gudgeon/pen torak).
Pen piston harus ditahan jika bergerak ke samping secara berlebihan pada boss piston, jika tidak pen akan menyentuh dinding silinder dan menyebabkan kegagalan kerja mesin.

Metode yang paling sering dipakai untuk menahan pen adalah metode press fit dan menggunakan circlip.
 
Tipe dan Bentuk Engine Piston
Gambar 8 : Pen Piston ditahan oleh Circlip
Tipe dan Bentuk Engine Piston

Pada metode press fit poros dipanasi menggunakan mesin pemanas poros yang diatur sekitar 260 derajat Celcius (gunakan tangkai pengukur panas).

Catatan :
Panas yang diberikan pada mata poros harus rata karena pemanasan yang tidak rata dapat mengakibatkan distorsi mata sehingga terjadi penjepitan yang tidak rata. Jangan menggunakan las oksiasetilene.
 
Tipe dan Bentuk Engine Piston
Gambar 9 : Tipe Press fit
 Interferensi fit biasanya sebesar 0,03 mm. Jika terdapat keraguan maka harus diperiksa. Jika menggunakan circlip untuk menahan pen pastikan circlip terpasang dengan benar. Gambar 10 menunjukkan tipe umum circlip dan detail rakitan.
Dua tipe umum circlip adalah “seeger” dan “tanged wire”. Seeger clip dibuat oleh pabrik dengan suatu bulatan (radius) kecil. Bagian yang membulat tersebut harus dipasang menghadap ke arah pen piston, jika tidak dipasang demikian maka klip bisa terlontar.

Catatan :
Ujung klip yang membuka harus menghadap ke bawah ketika dipasang.
Dalam memasang circlip tipe tanged wire pasanglah klip dengan tang menghadap keluar, jika tidak dilakukan seperti itu tang akan menggores pen dan bisa patah.
Tipe circlip yang lain adalah tangless wire circlip yang digunakan terutama pada aplikasi yang memerlukan kemampuan tinggi. Circlip dipasang dengan cara yang sama seperti klip lainnya. Kelebihan klip tipe ini adalah aksi penjepitan alur pada sisi luar pin yang mendesak klip ke alur.
Celah ujung yang ada di antara klip dan pen piston tidak boleh terlalu besar. Jika pen bergerak naik turun sedangkan klip tidak terpasang dengan benar maka pen dan klip dapat terlepas. Celah ujung pada pen dan klip biasanya sebesar 0,25 milimeter.
Beberapa tipe pin retention yang jarang digunakan misalnya tipe yang dijepit pada poros dan tipe pen permanen/fixed. 
Tipe dan Bentuk Engine Piston
Gambar 10 : Pen Tipe Jepit
Tipe dan Bentuk Engine Piston
Gambar 11 : Pen Tipe Permainan

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya piston harus dipasang dan diluruskan dengan benar pada poros-poros penghubung.
Pada piston sering terdapat tanda untuk menunjukkan arah perakitannya. Tanda-tanda tersebut adalah :
  • kata “front” tercetak pada bagian atas mahkota piston.
  • kata “notch” pada sisi atas piston
  • huruf F pada sisi piston dekat boss
  • tanda panah pada bagian atas mahkota piston
  • kata “flywheel” dengan tanda panah untuk menunjukkan arah tercetak pada mahkota piston
Jika ada keraguan mengenai posisi piston padahal bagian-bagian poros harus terpasang sesuai susunannya, maka piston dapat diidentifikasi dengan menggunakan stempel penomeran.
Beri stempel/tanda pada bagian atas piston dan poros penghubung pada permukaan-permukaan bagian yang berdekatan dengan hati-hati. Topanglah piston dan poros saat menandainya.

Fungsi Ring Piston, Cara Kerja dan Pemasangannya

Fungsi Ring Piston
Di antara piston dan silinder harus ada sil yang berfungsi untuk mencegah kebocoran tekanan pembakaran melewati piston menuju crankcase.
Ring piston berfungsi sebagai penyekat untuk keperluan tersebut.
Ring piston juga harus membersihkan pelumas yang tercecer pada dinding silinder ketika mesin beroperasi. Ring juga memindahkan panas dari piston menuju silinder sehingga terdapat tiga macam fungsi ring piston.
Penyekatan pada gas akan mengakibatkan terjadinya kehilangan daya, dan ring yang terlalu panas akan cepat rusak. Fungsi penyekatan dilakukan oleh dua ring atas atau ring kompresi.
Skirt piston, ring dan dinding silinder harus memperoleh pelumas, maka sejumlah kecil pelumas harus bisa dilewatkan agar dapat dicapai tujuan tersebut. Desain ring piston penting untuk menjamin dipenuhinya kebutuhan penyekatan, pelumasan dan pengontrolan panas mesin. 
 
Fungsi Ring Piston, Cara Kerja dan Pemasangannya
Gambar 1 : Posisi Ring Piston


Desain Ring Piston
Di bawah ini ditunjukkan diagram potongan melintang desain ring yang paling sering digunakan. 
 
Fungsi Ring Piston, Cara Kerja dan Pemasangannya
Gambar 2 : Diagram Ring Piston, Direproduksi ACL : Technical Handbook
 
Fungsi Ring Piston, Cara Kerja dan Pemasangannya
Gambar 3 : Efek Tekanan Gas Pada Penyekatan Cincin dan Piston
 
Pada langkah usaha, tekanan pembakaran mendesak ring kompresi atas keluar menuju dinding silinder dan ke bawah pada bagian bawah alur ring sehingga terjadi penyekatan yang sangat efektif.
Tipe yang lebih canggih adalah ring kompresi, terutama ring ke dua, karena ring hanya menyekat sedikit tekanan pembakaran dan mempengaruhi pengontrolan minyak dengan berpuntir atau mengganjal kemudian membersihkan minyak dari dinding silinder. 
 
Fungsi Ring Piston, Cara Kerja dan Pemasangannya
Gambar 4 : Operasi Cincin Putiran Torsional
Agar pemakaian minyak lebih hemat maka dibuat desain ring pelumas yang terdiri dari tiga bagian.
Ekspander bekerja dengan efek pegas pembatas yang mendesak “rail” (sebagaimana bagian cincin biasanya disebut) pada dinding silinder. Ujung ekspander tidak boleh tumpang tindih karena bisa mengakibatkan kurang besarnya tekanan pada rail untuk membersihkan pelumas dari silinder. 
 
Fungsi Ring Piston, Cara Kerja dan Pemasangannya
Gambar 5 : Cincin Pelumas Berurutan Tiga Bagian
Fungsi Ring Piston, Cara Kerja dan Pemasangannya
Gambar 6 : Operasi Cincin Putiran Torsional

Kondisi Lubang
Kemampuan ring dalam hal blowby, pemakaian minyak dan ketahanan dipengaruhi oleh beberapa faktor :
  1. Kebersihan saat dilakukan perakitan. Lubang-lubang harus dibersihkan dengan sabun dan air (Kerosin dan bensin tidak cocok digunakan) untuk memastikan sisa-sisa pasta yang digunakan pada proses pengikiran benar-benar sudah bersih. Kemudian diakhiri dengan pelumas mesin. Periksa kebersihannya dengan lap bersih yang berwarna putih. Jika lap berubah warna berarti lubang kurang bersih. Ulangi lagi proses sampai bersih.
  2. Finish lubang silinder harus sesuai dengan spesifikasi pabrik, sedangkan finish akhir lebih kurang seperti ini. “Berwarna abu-abu, tanpa goresan yang dalam, prosedur 0,40 mikrometer (15 mikroinci) menggunakan 400 grit stone, sudut garis menyilang harus dalam 30 – 60 derajat.
  3. Prosedur yang benar dalam menjalankan.
Gunakan minyak pelumas mesin yang baru untuk melumasi semua komponen saat dilakukan perakitan. Jangan menggunakan bahan aditif, cukup pelumas mesin 20-50w.
Sesudah itu mesin dipasang dan siap dinyalakan dengan semua fluida memiliki level yang benar. Nyalakan mesin hingga sekitar 2000 rpm. Ini untuk memastikan cukup banyak pelumas yang terpercik dari poros engkol pada silinder dan melumasi cincin. Panaskan mesin dan kendarai kendaraan dengan hati-hati. Akselerasi dari 60 km/jam hingga 80 km/jam pada gigi atas. Lakukan beberapa kali. Ini akan menimbulkan tekanan di belakang cincin kompresi dan menyekatnya dengan cepat.

1000 km pertama dikendarai dengan bervariasi. Hindari perjalanan jarak jauh atau kebut-kebutan, jangan mengendarai dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Semua pabrik ring piston memberi instruksi pemasangan dan penggunaan yang rinci. Jika petunjuk tersebut dipatuhi maka tidak akan timbul masalah terhadap performa dan ketahanan mesin.

Pemasangan Ring Piston
  1. Periksalah selalu celah pada tiap ring. Celah ujung ring berfungsi untuk mencegah ujung-ujung ring saling mendesak ketika dicapai temperatur operasi. Celah ujung biasanya sebesar 0,07 mm sampai 0,12 mm per 25 mm ukuran lubang. Perhatikan instruksi pabrik produsen ring.
  2. Untuk memasang ring pelumas, lumasi terlebih dulu semua alur ring dengan pelumas mesin. Pasang ekspander, pastikan kedua ujungnya tidak tumpang tindih, kedua ujung harus saling membelakangi. Gulung rail atas menjauh 180 derajat. Ring harus dapat berputar bebas dalam alur. Ring kompresi dipasang menghadap ke atas. Beri tanda “atas” dengan hati-hati, buka ring dengan tangan atau dengan ekspander dan pasang masing-masing pada alurnya. Jangan memutar atau memuntir ke tempatnya. Renggangkan celah. Periksa celah belakang. (kedalaman alur pada kedalaman cincin). Ketika memasang piston pada lubang yang baru dibersihkan, gunakanlah kompresor ring piston yang tepat. Lumasi ring dan jika alur sesuai dengan lubang-lubang yang ada piston akan masuk pada lubang-lubangnya. Jika terlalu keras menekan akan mengakibatkan ring atau tempat ring piston menjadi patah. Gunakan poros penghubung pada baut-baut untuk melindungi poros engkol. Ketuk piston ke bawah hingga mencapai BCD. Pasang tutup ujung besar dan kencangkan baut-baut. Ulangi untuk piston-piston dan poros-poros penghubung lainnya.

Bagian-Bagian Poros Penghubung

Poros-poros penghubung kebanyakan tampak serupa. Ada yang lebih panjang daripada lainnya, ada yang lebih pendek, lebih berat atau lebih ringan. Poros-poros penghubung yang digunakan biasanya sesuai dengan ukuran dan penggunaan mesin. Bagaimanapun poros-poros penghubung memerlukan perbaikan atau rekondisi.
Poros-poros penghubung mengalami gaya-gaya tekan dan tarik yang bergantian selama siklus operasi mesin. Jika RPM makin besar maka beban dan gaya-gaya juga akan makin besar, terutama gaya tarik karena tidak adanya beban pada piston ketika piston mencapai TDC dan satu-satunya yang menahan piston supaya tidak memukul kepala silinder adalah poros penghubung dan baut-bautnya. Pada RPM maksimum gaya tarik yang terjadi bisa mencapai beberapa ton.
Jika terdapat torsi yang tinggi gaya tekan pada poros dapat mencapai 2-5 ton (bergantung pada ukuran piston, berbahan bakar bensin atau diesel dan lain-lain).
Poros penghubung juga harus mampu menahan beban-beban konstan tetapi bergantian ini sampai jutaan siklus. Maka poros-poros harus mempunyai resistansi fatigue yang baik. 
 
Bagian-Bagian Poros Penghubung
Gambar : Bagian-Bagian Poros Penghubung

 
Material yang Digunakan
Material ini dianggap sebagai satu-satunya bahan yang tidak menimbulkan masalah, dalam kondisi normal tidak diperlukan penggantian, poros penghubung tipe xxxxx. (NASKAH ASLI KURANG JELAS PENGETIKANNYA) Digunakan pada semua mesin dari pemotong rumput, mesin Go Kart 20.000 RPM, mesin Nascar 700 hp, mesin Speed Boat 10.000 RPM, mesin diesel heavy duty dengan torsi 2000 ft lbs serta mesin-mesin lain.
Mengapa perlu mengganti dari baja tempa? Untuk penghematan biaya. Baja tuang (cast iron) biasa tidak mempunyai kekuatan tarik yang nyata tetapi besi SG (spheroidal graphite) memiliki kekuatan tekan yang memenuhi untuk dipergunakan pada mesin bensin medium duty, mesin-mesin seperti American Buick V8 dan Holden V6 Camira atau Cam Tech4 dan beberapa motor Amerika V8. Ini hanya sedikit contoh, sangat banyak mesin lainnya yang menggunakannya dan bisa diidentifikasi dengan mudah dari finishing yang kasar.

Karena bobotnya yang ringan, poros-poros dari bahan ini sering digunakan untuk mesin-mesin yang memerlukan letupan short sharp. Misalnya untuk Drag Race, lomba balap dan speed boat race.
Kekurangan poros dari logam campuran adalah resistansi fatiguenya tidaklah sebagus sebagaimana baja. Artinya poros aluminium campuran harus “dihidupkan”. Hal tersebut berarti poros-poros tersebut harus dibuang atau diganti setelah jangka waktu pemakaian dalam jumlah jam tertentu. Hal ini tidak selalu dilaksanakan karena mutu aluminium campuran yang tidak lagi menimbulkan kegagalan kerja mesin.
Poros dari logam tuang campuran juga digunakan untuk mesin-mesin pemotong rumput (misalnya Briggs dan Strattons). Karena terbuat dari logam tuang maka poros ini merupakan komponen low duty. Panaskan salah satu governor mesin maka poros akan patah.

Rekondisi Poros Penghubung
Bagian poros yang mana yang memerlukan perbaikan atau rekondisi?
Ujung kecil
Dimulai dari small end. Jika poros termasuk tipe pen mengambang penuh/full floating pin maka pada poros terdapat bos small end. Dengan anggapan mesin direkondisi maka akan digunakan pen piston yang baru. Bos poros penghubung yang lama tentu sudah aus. Jika bos-bos yang lama tidak diganti maka bisa mengakibatkan kebisingan pada pen piston ketika mesin dalam kondisi idle.
Tunnel pada poros penghubung berada pada tempat dipasangnya kelongsong bantalan. Kelongsong bantalan diletakkan pada tempatnya yang dapat mencegahnya berputar. (Tang hanya untuk menempatkan bantalan.)
Selama beroperasi poros penghubung selalu bergerak terus menerus, sehingga kelongsong bantalan bisa menjauh dari interferensi atau tunnel membesar sehingga bantalan menjadi renggang terhadap rumahnya.

Baut
Jika diperkirakan mesin selalu bekerja dengan kecepatan tinggi maka disarankan untuk mengganti baut-baut ujung besar atau setidak-tidaknya memeriksanya apakah mengalami retak.
Apabila poros penghubung termasuk tipe pen interferensi, periksalah interferensi pin pada mata poros. Besarnya interferensi antara 0,0015” sampai 0,002”. Jika poros penghubung bertipe full floating yang memiliki bos, bos harus dibuang dan diganti dengan yang baru.
Dengan menggunakan sebuah alat pendorong yang ukurannya sesuai, bos dilepaskan dari bagian dalamnya. Diameter luar alat pendorong harus lebih kecil sekitar 0,01” sampai 0,02” daripada mata poros penghubung. Jika menggunakan alat pendorong yang lebih besar daripada mata poros maka lubang bisa tertembus dan membesar sehingga bos yang baru menjadi longgar dalam small end. Setelah melepas bos, gunakan selembar kertas amplas untuk membersihkan bagian-bagian runcing atau sisi yang tajam di sekitar small end. Ini akan mencegah pengikisan logam dari luar bos yang akan merusak interferensi yang menahan bos pada tempatnya. Interferensi ini biasanya sekitar 0,004” sampai 0,006”. Setelah menekan bos pada poros penghubung buatlah lubang-lubang minyak yang diperlukan. Sekarang bos perlu dipasang dengan pen atau dikikir agar sesuai dengan pen.
 
Perbaikan Tunnel Ujung Besar
Setelah dilaksanakan pembersihan bagian-bagiannya, perakitan kembali serta pengencangan baut-bautnya, big end harus diperiksa ukurannya. Seringkali lebih mudah jika menepatkan ukuran poros tanpa membuang waktu memeriksa tunnel (tergantung kebijaksanaan perusahaan).
Berikut ini adalah prosedur yang harus dilaksanakan dalam proses menyesuaikan tunnel poros penghubung agar sesuai dengan spesifikasi pabrik. Poros dibongkar dan baut-baut dilepaskan, permukaan bagian-bagian poros dibersihkan, baut dipasang kembali. Kemudian permukaan bagian-bagian tutup poros penghubung dibongkar, ukuran tunnel diperkecil sekitar 0,002”. Poros dipasang kembali, baut-baut dikencangkan. Sekarang siap dilakukan penepatan kembali ukuran.
Proses ini merupakan prosedur pengikiran, tunnel dikikir hingga ukurannya sesuai dengan spesifikasi yang terdapat pada manual atau katalog bantalan. Semua poros penghubung dalam satu susunan harus dikikir hingga memiliki ukuran yang sama. Ikatlah poros-poros dengan kawat menjadi satu.

Setelah menepatkan ukuran poros-poros penghubung dan memasang pen maka harus dilakukan pemeriksaan kelurusan/alinemen garis pusat masing-masing. Hal ini bisa dilakukan sebelum perakitan atau setelahnya dengan menggunakan fitting khusus pada jig alinemen. Jika poros-poros penghubung dan piston-piston tidak diluruskan dengan baik maka akan terjadi keausan yang terlalu cepat. Kebisingan/noise dan usia ring yang pendek hanyalah dua di antara akibat-akibat yang bisa terjadi.